Friday, 22 May 2009

dari lomba mading smk

Beberapa Pemahaman Dasar Jurnalis

Setiap jurnalis dalam melaksanakan tugas sama saja. Apakah ia bertugas di bibidang pendidikan atau bidang lainnya, mempunyai standar kerja liputan yang sama. Bukankah karya jurnalistik bidang pendidikan juga dapat berupa straight news, investigative reporting, indept news, reportase, human interest news, artikel, foto, dan grafis.

Karena itu maka jurnalis di bidang pendidikan juga dituntut untuk mengenal dan memahami hal-hal berikut:

Paham Profesi

l Sudah pasti menjadi seorang profesional harus memahami pekerjaannya.

l Wartawan paham apa straight news, investigative reporting, indept news, reportase, human interest news, artikel, foto berita, dan grafis yang bernilai berita.

l Paham doktrin ‘’berita bukanlah sebuah kalender, seperti matahari setiap pagi terbit di Timur’’. Berita harus (seperti) ‘’matahari terbit di barat’’, atau ‘’orang menggigit anjing’’. Sebuah berita standar harus memenuhi syarat-syarat jurnalistik (5W + 1H), tujuan jurnalistik (memikat untuk dibaca), dan laku dijual (merangsang orang untuk membeli).

l ‘Berita heboh’’, harus paham aspek how to gate, how to write, dan how to present.

Paham Berita

l Berita bukan fiksi. Berita selalu berdasarkan fakta. Fakta terdiri dari fakta pribadi dan fakta publik. Berita selalu menyangkut fakta publik, bukan fakta pribadi. Fakta publik mencakup fakta empirik dan fakta psikologis.

l Fakta empirik itu peristiwa riil terjadi; kebakaran, banjir, longsor, mati lampu, penggusuran, bencana alam, angin taupan, pembunuhan, diskusi, seminar, lokakarya, demonsrtasi, atau gantung diri. Wartawan ‘haram’ mengabaikan atau tidak meliput fakta empirik, walaupun bukan pos liputannya.

l Wartawan ‘’haram’’ menulis berita fakta empirik jika tidak datang langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

l Tidak sepantasnya wartawan tidak mengetahui dan memahami berita dan fakta pribadi, fakta publik, fakta empirik, dan fakta psikologis.

Satu Berita Banyak Sumber

l Menurunkan satu berita harus dari banyak sumber. Satu sumber untuk banyak berita adalah tindakan yang asal-asalan, bukan standar Profesional. Sumber harus yang kredibel, punya integritas dan kepakaran/ketokohannya diakui oleh masyarakat.

l Sembarang sumber adalah tindakan merusak citra dan kredibilitas Profesional, dan wartawan/reporter yang bersangkutan merendahkan martabatnya sendiri. Terkait di sini, wartawan harus mendalami setiap persoalan yang sedang diliput agar dapat menggali banyak informasi yang menarik, bernilai berita dan dengan mudah dapat menemukan angle lain yang unik dan memikat pembaca.

Utamakan Data, Investigasi dan Analisis

l Wartawan malu jika beritanya hanya berkisar pada ‘’talking news’’. Harus lebih banyak menyajikan data, doyan melakukan investigasi dan akurat dalam menyajikan analisis sebuah persoalan.

l Sudah bukan zamannya sebuah berita sekadar memberi informasi. Sebuah berita sudah selayaknya kaya informasi sekaligus memberi motivasi dan inspirasi, bahkan dapat menimbulkan empati bagi para pembaca. Hanya dengan demikian karya jurnalistik menjadi menarik, punya karakter, dan mampu membentuk fanatisme pembaca terhadap media. Jika hanya berkutat pada berita ‘’talking news’’, itu hanyalah ”wartawan kelas majalah dinding”.

Prosedur Berita Harus Benar

l Apapun beritanya, harus dibuat atas motivasi yang baik, bukan untuk menghancurkan, apalagi merusak reputasi seseorang.

l Niat baik itu tercermin pada tata cara memperoleh berita, menulis berita, dan menyajikan berita.

l Sebuah berita harus diperoleh melalui cara-cara yang benar, disajikan dengan cara-cara yang benar dan penyajiannya dilakukan dengan tata cara yang benar.

l Sebuah berita yang tidak mengandung kebenaran dapat saja terjadi. Tetapi yang tidak boleh terjadi adalah tata cara dan prosedur memperoleh, menulis dan menyajikan berita yang keliru. Sepanjang niat baiknya untuk mengungkap kebenaran, menyangkut kepentingan publik, dan sudah dilakukan dengan cara-cara dan prosedur perolehan, penulisan dan penyajian berita yang benar, kekeliruan dalam sebuah berita tidak bisa divonis sebagai sebuah niat jahat jurnalis. Sebaliknya, kebenaran (untuk kepentingan) publik yang tidak diberitakan seharusnya menjadi kesalahan jurnalistik yang sulit dimaafkan.

Berpandangan Positip

l Wartawan setiap hari berinterkasi dengan berbagai macam orang dari berbagai lapisan, status sosial, latar belakang, dan kepentingan. Harus melihat siapa saja dari perspektif positif. Wartawan tidak boleh menganggap remeh seseorang, meskipun jelas-jelas dia adalah seorang koruktor, misalnya, atau tersangka narkoba.

l Wartawan harus tetap respek kepada sifat kemanusiaan yang melekat pada setiap insan. Ini akan menjadi modal dasar yang paling berharga untuk bisa menjalin hubungan dengan siapa saja, sekaligus modal untuk saling memahami profesi dan posisi masing-masing. Harus selalu diupayakan bahwa seberapa kritis pun wartawan terhadap suatu persoalan, atau ‘segila’ apapun wartawan ‘mengobok-obok’ sumber berita, mereka akan memahami posisi wartawan dan menghargai wartawan sebagai profesi terhormat dan bermartabat.

No comments: