Thursday, 4 November 2010

PERCAYA

Kau yang berdiri tegap
Disebelah utara sana
Kau yang memamerkan pesonamu
Yang kami akui itu sangat menawan
Kau yang telah menjadi sahabat
Selalu berbagi semua pada kami
Keindahhanmu, kesuburan tanah sekelilingmu,
bersih air dari tubuh mu, sampai segar udara dihutanmu
Kau yang besar
Ciptaan Tuhan yang maha penyayang
Kau yang mengirimi firasat
Lewat alam, pada hewan
Dan apa yang akan terjadi
Kini telah terjadi
Tapi belum berlalu
Kau masih menyisipkan ketakutan,
Menorehkan luka,
Meyelinap rasa perih di dasar jiwa
Sakit
Mungkin, itu adalah kehendak-Nya
Namun Tuhan itu maha adil
Dan Aku percaya itu

Godean, 05 November 2010
JULLIAN DEV (DEVA MURFI SARI)

TENNTANG MU

TENTANG MU

Satu per satu

Pertanyaan itu terus tergiang di benakku

Tentang kapan kau akan sembuh

Tentang kapan kau akan

Kembali membiru

Seperti dulu

Tentang kapan kau akan menarik perhatian

Bukan karena kengerianmu

Tapi karena keindahan dan keramahanmu

Walau seganas apa dirimu

Segila apa orang mengiramu

Aku tetap yakin kau adalah keindah

Simbuh kasih sayang Tuhan

Merapiku

Aku rindu



Hujan abu

Godean 05 Oktober 2010

JULLIAN DEV(DEVA MURFI SARI)

Thursday, 28 October 2010

Pertentangan

Seperti yang kau katakan
Aku berubah??
Meskipun aku tetaplah aku
Dan semua yang ada didiriku
Memang begini adanya
Saat ini, yang paling aku inginkan
Adalah uluran tanganmu
Sekali lagi,
Tapi tidak boleh
Aku harus berjalan
Tak boleh ragu
Tak boleh berhenti
Aku harus berjalan
Walau hanya selangkah
Sembari menunggu
Waktuku yang semakin dekat
Kalau aku berbalik
Akan ada kamu yang selalu menjagaku
Tapi itu dulu
Saat ini adalah sekarang
Masihkah kamu disana??
Dan aku tak juga tahu besuk angin bertiup kemana??

by. jullian dev

Tuesday, 26 October 2010

Kau Juga

Ku artikan tatapanmu itu
Sebagai kebencian
Ku rasakan senyuman mu itu
Adalah olokan
Dan kau
Memperbolehkan aku menafsirkan
Setiap kalimat mu
Sebagai sindiran
Taukah kau ?? aku sangat benci padamu
Begitu pula kamu
Tapi ,
Entah sejak kapan gagak hitam itu menjadi merpati putih
Entah sejak kapan api merah lentera ini menjadi biru
Entah sejak kapan rasa benci ini jadi rindu
Walau kamu tetaplah kamu
Walau ku tak akan tahu jalan pikir mu
Atau setatus ini bukan kawan tapi lawan
Aku tak akan ragu
Bahkan tak perlu ku tahu isi hatimu
Karena
Aku hanya ingin kamu tahu
Bahwa aku ingin mencintaimu
Dan
Aku berusaha untuk itu
Dengan begituaku pun yakin
Bahwa kau juga mencintaiku
Jadi kamu juga jangan



Godean, 21 Oktober 2010
By: Jullian Dev

Mengenal Rasa Sakit

Semuanya telah ku pendam
Dalam jurang kesetiaan ku padamu
Dan saat aku menangis
Bersama curahan hati ini
Kau melihatku
Masih dengan senyumanmu
Dan akhirnya kau akan berkata
Bahwa kau akan segera pergi dariku
Aku juga tahu
Dan aku tidak akan menyalahkanmu
Karena aku tahu
Kau juga mengenal rasa sakit
Sama seperti ku
Walau kau membiarkanku merasakan rasa ini pula
Aku tak akan mendendam
Kita mengenal rasa sakit yang sama
ragu


By: Jullian Dev

Lima Jari

Sahabat,
Pernahkah kalian sadari
Arti kelima jari ini bagiku?
Pernahkah kalian pikirkan
Tentang lima jari ini,
Adalah perumpamaan kalian bagi ku
Ibu jari, telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking
Kalian berlima
Kalian yang selalu ada untuk ku
merasakan suka duka bersama bersama ku
kalian yang selalu tertawa, ceria
berjuang bersama, menitih jalan serempak,
menghadapi terjalnya batuan jalanan
melewati panasnya gurun- gurun kehidupan
atau pun menumpas haus dan lapar
sebelum tujuan kita tercapai
sahabat,
sadarilah bahwa kita ini adalah saudara
walau kita adalah air dengan api
langit dengan bumi
ataupun hitam dengan putih
kita akan tetap bersama
walau apapun yang ada dalam diri kita
sekalipun perbedaan yang besar ini
kita akan selalu bersama
sahabat,
taukah kalian tentang
perumpamaan lima jari ini??
Adalah kalian yang sangat berharga didalam hidup ku
Sahabat,
Kalian adalah jari- jari ku
Dan begitu pula sebaliknya..
Lima jari yang ku cintai

Godean, 20 Oktober 2010

By : Jullian Dev

Doa yang Terlabuhkan

Kutelusuri jalan setapak ini
Pagi, ketika matahari bersinar
Jalan terjal
Menanjak, menanjang dan semakin
Menanjak
Diatas sana, ada tempat dimana
Dulu kita berjumpa

Ku masih menelusuri terjalnya
Jalan ini
Siang, ketika matahari telah
Berada tepat diatas sana
Panas atau lelah
Tak lagi kurasa
Satu ambisiku, mencapai puncak
Dan berjumpa dengan mu

Waktu dimana matahari
Hampir tenggelam dan
Senja menantang….
Kucari sosok mu
Tak Nampak
Ku panggil namamu,
Tak ada jawaban
Ilusikah ini?
Kamu tak lagi ada
Benar…benar tak ada!!!

Saat matahari tenggelam
Digaris cakrawala yang tak berujung
Doa ini pun ku labuhkan pada-Nya
Berharap akan segera sampai pada mu

Angin berhembus
Pelan
Menerbangkan lantunan
Ayat- ayat suci ini
Doaku pun terbang
Terlanbuhkan bersama dengan
Matahari yang tenggelam

Godean, 17 Oktober 2010
By: Jullian dev

Saturday, 2 October 2010

ISYARAT ANGIN MALAM

Aku masih bisa menangkap sosok mu, meskipun digelapnya sisi malam yang tak terkena sinar bulan. Sosok memukau mu yang selalu membuatku terpesona dikala siang atau pun malam. Kau datang, bukan menjemputku melainkan menemukan ku dibalik sepi dan gelap dunia ini. Kau hadir, berbalut jaket sporty hijau amri dan terlihat manis dengan celana jins hitammu. Kau berjalan mendekati ku yang duduk sendiri ditengah malam sepi. Terasing.
“ Aku akan dengakan semuanya dan katakan lah padaku apa yang ingin kau katakan!!” ucapmu dengan sedikit membentak
Tiba- tiba kau telah berdiri dihadapanku. Aku hanya menatapmu sekejap lalu kupalingkan mukaku. Aku hanya diam, ku hiraukan pertanyaan mu. Ku anggap itu adalah gangguan.
“ Langsung katakan apa yang kau inginkan??!!” kata mu kembali membentak
Aku diam.
“ Hei jawab..” katamu lagi
Bahkan namaku saja kau tak mau memanggilnya. Lalu apa arti keberadaan ku disini?? Kenapa kau harus susah- susah mencariku hingga di belahan malam gelap yang paling kau benci?? Aku tak mengerti akan dirimu, seperti kau yang tak mengerti akan diriku.
“ apa yang kau mau??”
‘ Yang ku inginkan kau segera pergi...!!’
Namun tak dapat terucap dari bibirku.
“ Haaaah” ku dengar kau mengemuskan nafas, seakan amarahmu sedikit mereda. Lalu kau duduk disebelah ku, jari- jari tangan kananmu mengetuk- etuk kayu kursi dengan sangat lembut. Walau sebenarnya kau sedang menunggui ku untuk menjawab pertanyaanmu.
“ Walau itu tak penting untuk mu tapi itu penting untuk ku, aku jugan ingin tau alasan mengapa kau begitu marah kepadaku?? ”
Aku diam.
“ Tak akan menyelesaikan masalah hanya dengan diam, Grace ” katamu melunak
‘ Deg... kau memanggil namaku?? kau masih ingat namaku. Apakah kau masih temanku yang dulu?? kau teman dekatku??? ‘
Aku tahu kamu menantikan jawabanku, dan aku juga tahu kau tahu, aku berusaha untuk menggatakannya, sekuat ku, sebisaku. Namun apa daya walau bibir ini terbukan namun suara ini tak kujung keluar. Aku hanya bisa menyampaikannya lewat desir angin malam yang menerpaku, membelai dingin di kulitku, dan yang menjadi media komunikasi ku pada mu. Lewat isyarat angin malam yang membelai hati ini aku ingin berkata padamu “ Aku iri “.

Thursday, 11 March 2010

MORNING BLUE

kau telah menemukan mimpimu
dan kau juga
telah meraihnya
melesat meninggalkanku
untuk mengimbangi saja,
aku kepayaha..
aku lelah
tapi aku takkan menyerah
jika kau berjalan,
aku kan ikut berjalan
jika kau berlari,
aku pun akan ikut berlari
jika kau berhenti
karena telah sampai ditempat tujuanmu
aku kan tetap berlari
mengejarmu
agar aku juga segera sampai
ditempat tujuanku
karena janji itu
aku bersaksi
bahwa pagi sedih ini
rak akan ada lagi
maka seterjal apapun
jalan untuk mengejarmu
dan seberat apapun beban
yang ku pikul
demi mengimbangimu
tak akan sebanding dengan
terpenuhinya janji
dibawah langit pagi biru itu
maka...
selama apapun aku
dapatkah kau menungguku?
agar aku bisa imbangi langkah mu
dan
berdiri tegap
sejajar dengan mu
disana
dibawah langit pagi biru..
Morning Blue


Caesar Cafe Amplaz
16 Februari 2010

untuk seorang teman:
bagiku, kesuksesanmu adalah
ke- irianku serta Motivasiku
untuk maju...